Lesap – Pertemuan Singkat di Magelang

(Makhluk) yang hadir (di dunia) pasti akan lenyap. Untuk apa kau hadir, jika hanya untuk lenyap?

Magelang, pertengahan tahun 2018, pertemuan singkat, yang mengingatkan saya:

  1. Ada yang tak sempat terucap menjadi kata
  2. Yang hadir, akan pergi
  3. Janji yang pasti

IMG_20170707_151038.jpg

“Pemutus kelezatan pasti akan tiba.”

Sore itu, kami menelusuri jalan dan bertemu orang-orang dalam rangka menjalankan rutinitas. Saya sempat tertahan dalam pertemuan singkat dengan seorang laki-laki muda. Kami sempat berbincang-bincang berbagai hal. Dan yang membuatku penasaran, ia selalu bercerita tentang ibunya.

Innalillahi wa inna ilaihiraaji’uun

Ibunya telah meninggal dunia dan ingatannya sering kilas balik terkait sebuah peristiwa yang membuatnya cukup terguncang. Singkat cerita, saat itu dia sedang bersekolah dan ujian sekolah. Alhamdulillah saat itu ia mendapatkan nilai yang bagus dalam pelajaran matematika. Ia sangat bahagia dan bangga, sehingga ia ingin berbagi kebahagiaan tersebut kepada ibunya yang selama ini mendukung dan mendidiknya. Saat sampai di rumah, suasana hati yang euforia berubah tajam menjadi sedih dan luka yang mendalam bagi dirinya. Bagaimana tidak, seseorang yang begitu spesial baginya, yang ia ingin membagi kebahagiaannya kini telah pergi tanpa pamit. Takdir Allah telah tiba.

Tak bisa dipungkiri hatinya begitu terpukul dan terluka, namun kini ia perlahan bangkit. Dan kenangan baik selalu ia ingat. Semoga Allah memberkahi mereka dan senantiasa memberikan petunjuk kepada kita semua.

 

– Ada yang tak sempat terucap menjadi kata – Namun kata tersebut kini menjadi doa

– Yang hadir, akan pergi – Tak ada yang abadi, kecuali Allah

– Janji yang pasti – Kita semua pasti mati

 

Untuk apa kau hadir, jika hanya untuk lenyap?

Ingatlah tujuan kita diciptakan

.

.

.

Beribadah.

 

Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.

(HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).

Leave a comment