Jenis-jenis Awan

Akhir-akhir ini perkembangan bisnis kafe di kampung halaman saya cukup pesat. Sejak kembali ke kampung halaman, saya melihat banyak sekali kafe baru.

Gambar hanya pemanis

Siang ini saya bersama teman-teman memutuskan untuk “meetup” dan berdiskusi di salah satu kafe yang bernama Umeko Coffee yang terletak di tepi Jl. Johar (dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan). Awalnya kami berniat untuk membahas sebuah program sebagai aktualisasi diri dan bentuk pengabdian kepada negara (lebay).

Namun, kami terdistraksi dengan sebuah fenomena alam yang bagi kami cukup “aneh”. Jadi, saat itu kami memilih tempat duduk outdoor dengan pertimbangan dimensi ruang yang lebih luas dan sirkulasi yang lebih baik. Tiba-tiba, di tengah terik matahari, hujan pun turun. Hal yang membuatnya unik (aneh) adalah hujan tersebut hanya turun di suatu titik tertentu dengan perkiraan diameter 5 meter, sedangkan di area sekitarnya kering dan tidak diguyur oleh hujan. Karena peristiwa unik tersebut, pembicaraan kami pun semakin liar dari yang awalnya terkait program untuk masyarakat hingga obrolan terkait fenomena cuaca, “flat earth”, konspirasi, “freemason”, “illuminati”, hingga kembali lagi ke fenomena hujan lokal yang unik tersebut.

Dua orang teman bertanya kepada saya terkait fenomena cuaca dan jenis-jenis awan. Saya pun coba “me-recall” pengetahuan yang pernah saya pelajari saat SMA, sudah di ujung lidah, namun tak bisa terucap. (alias lupa, ribet amat) Akhirnya saya gregetan untuk menulis artikel tentang jenis-jenis awan ini.

Rain - Formation Of Clouds, Water Cycle
Skema sederhana pembentukan awan (sumber: https://images.app.goo.gl/g2jk6DFm14GqBuGB6)

Secara umum, pembentukan awan, berasal dari hasil kondensasi air yang ada di permukaan bumi setelah terjadi penguapan atau evaporasi. Jadi apabila dirincikan step by step secara sederhana:

  1. Air yang berada di permukaan bumi, seperti laut dan sungai, akan mengalami evaporasi yang dibantu dari sinar matahari.
  2. Suhu udara yang panas membuat hasil uap air tersebut naik semakin tinggi hingga sampailah pada lapisan atmosfer yang memiliki suhu lebih rendah
  3. Kondisi di atas akan menyebabkan kelembaban udara, dan terjadi kondensasi, yaitu perubahan menjadi titik-titik air yang berkumpul dalam jumlah banyak sehingga terciptalah awan (ini yang ditunggu-tunggu :D)
  4. Dalam waktu dan kelembaban serta suhu tertentu maka titik-titik tersebut akan semakin banyak terkumpul hingga massa awan menjadi lebih berat.
  5. Dalam hal ini awan masih dalam pengaruh gravitasi bumi, sehingga ketika tekanan semakin rendah dan tingkat kejenuhan yang semakin tinggi maka terjadilah proses hujan. Gravitasi membuat titik-titik hujan itu jatuh ke bawah, bukan ke atas.
  6. Namun gumpalan awan yang melewati udara panas, maka dalam kondisi tertentu air yang berbentuk titik titik tadi malah menguap, terbang dan menghilang entah ke mana.

Begitulah lebih kurang, secara sederhana, penjabaran proses pembentukan awan. Nah, untuk jenis-jenis awan, ada terdapat beberapa klasifiasi, secara umum klasifikasi tersebut berdasarkan bentuk awan dan ketinggiannya di atmosfer.

Jenis-jenis awan berdasarkan bentuk secara umum ada 3, yaitu:

Cumulus

Cumulus Clouds: Low, Puffy, Fair-weather | WhatsThisCloud
Noh contoh awan Cumulus

Awan cumulus adalah awan yang terlihat terpisah-pisah atau umumnya memiliki bentuk yang padat dengan batas-batas yang jelas. Awan ini berkembang secara vertikal dalam bentuk bulat, kubah atau seperti menara. Awan ini berbentuk seperti bunga kol dan terbentuk karena adanya proses konveksi. Proses konveksi adalah perpindahan panas dan massa utama yang terjadi melalui difusi dan adveksi (buka lagi catatan fisikanya ya hehe). Tekstur awan cumulus kasar.

Awan ini adalah awan tebal yang memiliki puncak yang tinggi. Ketebalannya tidak setebal dari awan cumola nimbus. Awan ini terbentuk di siang hari ketika udara naik. Apabila awan ini berhadapan dengan sinar matahari dan hanya mendapatkan setengah penyinaran dari bagian awan maka akan menimbulkan bayangan berwarna kelabu.

Stratus

Stratus Clouds" photos, royalty-free images, graphics, vectors & videos |  Adobe Stock
Contoh awan Stratus (bukan seratus ya)

Awan stratus memiliki bentuk yang terlihat seperti menyelimuti bumi. Sebab bentuknya yang tipis dan lembut, namun menyebar ke seluruh permukaan angkasa raya nan jauh di sana. Karena hanya tipis tipis saja, biasanya awan ini mampu menyebar merata antara bagian satu dengan yang lainnya.

Cirrus

Cirrus clouds - Met Office
Awan Cirrus (seperti bulu ayam)

Awan Cirrus memiliki bentuk yang halus merata, namun berserat serat antara bagian satu dengan yang lain. Sangat mengingatkan dengan struktur bulu ayam. Volumenya yang tipis dan merata ini menandakan bahwa awan tipe sirrus bukan tipe awan yang mendatangkan hujan ke penduduk bumi.

Di atas adalah penjabaran awan berdasarkan bentuknya. Kalau berdasarkan ketinggiannya maka secara umum dibagi menjadi 4, yaitu awan tinggi, awan sedang, awan rendah dan awan perkembangan vertikal.

Awan Tinggi

Negara kita yang memiliki iklim tropis, adanya kelompok awan tinggi ini berada pada jarak 6 kilometer sampai 18 kilometer dari permukaan bumi. Berbeda lagi jika teman-teman melihat dari negara yang memiliki iklim sedang (semoga ada rejeki), seperti Eropa dan kawasan Asia Timur, jarak awan ini hanya sekitar 5 kilometer sampai dengan 13 kilometer dari permukaan bumi. Lebih dekat jika teman-teman melihat kelompok awan ini dari daerah kutub utara, sebab hanya berjarak 3 kilometer sampai 8 kilometer.

Awan Cirrus

Disebut dengan awan Cirrus karena memiliki struktur yang halus seperti serat bulu burung. Bentuknya indah, melengkung di angkasa biru dengan pola horizontal di kedua titiknya. Tak jarang pula, awan-awan yang berbentuk Cirrus ini tampak Kristal es meskipun sebenarnya tipe awan Cirrus tidak menimbulkan hujan bagi wilayah di bawahnya.

Awan dengan model Cirrus ini biasanya berdiri dengan ketinggian lebih dari 5 kilometer. Bentuknya yang menyerupai kristal es, serta berada pada tempat yang tinggi, menandakan bahwa suhu yang ada pada awan ini sangat rendah, meskipun berada di musim panas.

Awan Cirrocumulus

Cirrocumulus Clouds - Stock Image - C003/0615 - Science Photo Library
Awan Cirrocumulus

Awan ini tampak indah menghiasi angkasa. Polanya yang saling terputus terhubung ini tampak selalu di penuhi oleh Kristal es yang sangat mudah sekali membeku. Jika teman-teman teliti melihatnya, akan nampak latar belakang domba yang bergerombol. Jenis awan ini kerap memunculkan bentuk-bentuk yang membuat manusia mengeluarkan imajinasi spekulatif (liar).

Masa estimasi daya awan sirro-cumulus ini hanya sebentar saja. Kemudian langsung berubah lagi menjadi sirro-stratus. Meski merupakan awan yang memiliki volume cukup dan ditopang dengan ukuran kecil, awan jenis ini tetap berpotensi mendatangkan hujan. Sayangnya hujan tersebut tidak sampai pada permukaan bumi yang kita tinggali (hujan yang tak sampai). Awan-awan yang jatuh ini nantinya akan bercampur dengan salju.

Awan Cirrostratus

Cirrostratus clouds. It's common to see the ring around the sun when there  are cirrostratus clouds in the sky. | Cirrostratus clouds, Clouds, High  clouds
Awan Cirrostratus dengan “halo”

Awan ini berbentuk seperti kelambu dengan serabut yang memiliki jalur-jalur tipis seperti cadang atau mirip dengan kerudung yang halus dan berwarna keputih-putihan dan dapat menutup sebagian atau seluruh langit.

Dengan tekstur halus dan rata menutupi langit, menampakkan warna langit yang semakin cerah dan bersinar. Inilah jenis awan yang kerap menampikan hallo matahari dan bulan (lingkaran bulat cincin) yang mengitari antara matahari dan bulan.

Awan Sedang

Awan dengan tipe sedang atau menengah ini memiliki jarak pandang berbeda beda, Misalnya iklim di indonesia tergantung pembagian iklim yang biasanya pada daerah dengan iklim tropis jaraknya dengan permukaan bumi sekitar 2 kilometer sampai dengan 8 kilometer. Sedangkan pada kawasan yang berada pada iklim sedang berjarak antara 2 kilometer sampai dengan 7 kilometer dari permukaan bumi. Untuk kawasan kutub utara dan selatan terletak pada ketinggian sekitar 2 kilometer sampai dengan 4 kilometer dari permukaan bumi.

Awan Altocumulus

awan Altokumulus
Awan Altocumulus

Awan ini memiliki bentuk yang bulat-bulat serupa bola yang tebal, dengan ukuran kecil dan berjumlah banyak. Warna awan ini biasanya putih pucat, bahkan sampai kelabu. Jika teman-teman adalah tipe orang yang imajinatif, pasti bisa melihat awan-awan yang saling bergandengan satu sama lain. Awan dengan pola ini biasanya muncul di waktu waktu senja bersama kopi. Banyak orang yang salah mempersepsi antara awan ini dengan Cirrocumulus. Cara membedakannya adalah dengan warnanya. Jika Altocumulus berwarna putih, sedangkan Cirrocumulus berwarna kelabu.

Awan jenis ini biasanya di temukan di beberapa tempat tertentu, seperti di atas pegunungan yang misalnya ada di gunung tertinggi di Indonesia yang akan lebih terlihat dari ketinggian di atas gunung. Atau bisa saja di samping rumah teman-teman, asalkan ada angin kencang yang sampai dengan massa udara relatif stabil dan kering.

Awan Altostratus

Altostratus clouds | UCAR Center for Science Education
Awan Altostratus

Awan ini memiliki bentuk yang meluas, menyebar di angkasa dengan tebal, serta berwarna putih kelabu. Biasanya bentuk awan seperti ini merupakan salah satu pertanda hari akan turun hujan.

Namun kadang ketika awan dengan pola Altostratus yang menggumpal dan banyak, menjadi pertanda lain. Hal ini menjadi ciri-ciri akan turun hujan. Teman-teman bisa menemuinya di waktu senja hingga malam hari. Bahkan sampai teman-teman tidur di pagi harinya membuka jendela, awan yang sama tadi tetap sama. Dengan kata lain, awan ini ada terus dari waktu senja, malam, hingga pagi harinya.

Awan ini pun dapat berkembang menjadi bentuk awan Altostratus lenticularis (Nah apa lagi tuh?), yang mana disebabkan karena adanya angin kencang. Meski begitu awan ini tidak menurunkan hujan, walaupun membuat langit berwarna kelabu terus-menerus.

Awan Rendah

Awan dengan tipe rendah merupakan awan yang terletak di angkasa dengan ketinggian yang tidak seberapa. Biasanya berjarak maksimal dari permukaan bumi sekitar 3 kilometer.

Awan Stratocumulus

Stratocumulus Cloud
Awan Stratocumulus yang menentramkan hati

Awan Stratocumulus adalah awan yang berbentuk gulungan dengan warna yang bervariasi dari abu-abu dan putih cerah, terdapat bagian-bagian yang memiliki celah terang dari sinar matahari. Awan ini merupakan golongan awan rendah yang berada pada ketinggian dibawah 2 km. Stratocumulus cenderung bergerak lebih cepat dari awan cumulus dan arah perkembangannya cenderung horizontal.

Awan Stratocumulus dapat disertai hujan dalam jumlah sedikit. Karakteristik awan rendah biasanya terdiri dari butiran air cair yang bisa sangat dingin, ataupun kristal es pada musim dingin. Awan ini dapat terbentuk dari berbagai penyebab antara lain: oleh turbulensi, konveksi lapisan udara yang tidak stabil dengan daya angkat keatas yang kuat, berasal dari jenis awan lain seperti Nimbostratus, Kumulus, dan Stratus.

Awan Stratus

Awan ini memiliki bentuk seperti kabut yang berada pada ketinggian sangat rendah, yakni sekitar 2 kilometer saja. Biasanya terlihat di ujung lautan dengan tekstur tipis dan berlapis-lapis. Awan Stratus tidak tumbuh secara vertikal seperti tipe awan Cumulus, awan ini berkembang mengikuti arah aliran angin yang mengakibatkan udara akan terkondensasi pada ketinggian yang rendah. Awan ini berbentuk sama dan cenderung datar dengan warna abu-abu, awan ini dapat menyebabkan gerimis.

Kalau teman-teman melihat awan ini di daerah dingin, pasti akan sangat kesusahan untuk membedakan diantara awan dan kabut.

Awan Nimbostratus

Nimbostratus clouds - Met Office
Nimbostratus

Awan Nimbostratus adalah awan yang berada pada ketinggian rendah yang tidak menyebar (rapat) dan tanpa bentuk. Awan ini menghasilkan hujan atau salju yang stabil dan lama. Nimbostratus berasal dari bahasa Latin yaitu nimbus yang berarti awan hujan, dan stratus yang berarti merata atau menyebar. Awan ini berada pada ketinggian dari 0,6 sampai 3 kilometer. Nimbostratus memilik warna abu-abu, berbentuk lapisan yang berwarna gelap.

Keberadaan awan Nimbostratus menyebabkan jarak pandang yang rendah dan menghalangi sinar matahari. Awan ini biasanya diikuti cuaca yang buruk.

AWAN PERKEMBANGAN VERTIKAL

Awan dengan tipe ini memiliki jarak pandang dari permukaan bumi cukup dekat dengan bumi, yakni hanya sekitar 0,5 kilometer sampai dengan 1.5 kilometer saja. Awan ini disebut juga dengan awan udara naik.

Awan Cumulus

Awan ini paling sering di gambarkan di film-film fantasi, yakni dengan tipe awan perkembangan vertikal model Cumulus. Biasanya memiliki puncak yang tinggi dengan adanya bantuan udara yang semakin naik ke angkasa. Ketika awan-awan ini bertemu langsung dengan matahari, akan terlihat terang dan bercahaya. Meskipun hanya dengan bayangan pada satu sisi saja, tetap menimbulkan warna terang sebelah dan satu sisi lainnya berwarna kelabu. Ini menunjukan gradasi warna yang menakjubkan

Beberapa penelitian mengenai awan Cumulus mengatakan bahwa biasanya awan ini hanya memiliki ketinggian dan lebar sama, yakni hanya berkisar 1 kilometer saja.

Awan Cumulonimbus

What are Cumulonimbus Clouds? - Universe Today
Cumulonimbus yang banyak diperbincangkan

Inilah nama awan yang ditunggu-tunggu teman pembaca kan???? Nama awan yang cukup terkenal bahkan diketahui oleh orang-orang yang tidak bergelut di ilmu perawanan, maksud saya per-awan-an (kata dasar awan, bukan perawan)

Awan Cumulonimbus adalah sebuah awan vertikal menjulang yang sangat tinggi, padat, dan terlibat dalam badai petir dan cuaca dingin lainnya. Cumulonimbus berasal dari bahasa Latin, “cumulus” berarti terakumulasi dan “nimbus” berarti hujan. Awan ini terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer. Awan-awan ini dapat terbentuk sendiri, secara berkelompok, atau di sepanjang front dingin di garis squall. Awan ini menciptakan petir melalui jantung awan. Awan Cumulonimbus terbentuk dari awan Cumulus (terutama dari Cumulus Congestus) dan dapat terbentuk lagi menjadi supersel, sebuah badai petir besar dengan keunikan tersendiri.

Itu lah beberapa jenis awan yang secara umum diketahui dengan berbagai karakteristiknya yang sebetulnya sehari-hari dapat teman-teman temui. Jadi paham kan tidak semua mendung menjadi hujan, dan tidak semua hujan menghasilkan pelangi (apaan sih).

Semoga artikel ini bermanfaat, khususnya untuk pengetahuan terkait per-awan-an (kata dasarnya awan ya, jangan salah).

2 thoughts on “Jenis-jenis Awan

Leave a comment